Pada beberapa waktu terakhir, banyak orang mulai menerima pesan SMS penipuan yang menawarkan hadiah palsu atau meminta data pribadi. Pesan-pesan ini dikirim menggunakan perangkat ilegal yang dikenal sebagai fake BTS, yang memungkinkan pelaku untuk mengirim SMS tanpa melalui jaringan operator resmi sehingga sulit dilacak. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menemukan indikasi penggunaan fake BTS di beberapa lokasi dengan sinyal yang terdeteksi menggunakan frekuensi operator seluler namun tidak terdaftar dalam jaringan resmi. Hal ini menunjukkan bahwa pesan penipuan berasal dari infrastruktur ilegal di luar kendali operator. Untuk melindungi diri, penting bagi masyarakat untuk memahami apa itu fake BTS, cara kerjanya, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.
Fake BTS adalah perangkat ilegal yang meniru menara BTS resmi operator seluler, memungkinkan pelaku untuk mengirimkan SMS penipuan dengan modus hadiah palsu, permintaan data pribadi, atau tautan berbahaya yang dapat mencuri informasi sensitif. Cara kerja fake BTS melibatkan aktivasi perangkat di lokasi tertentu yang memancarkan sinyal menyerupai BTS resmi untuk terhubung secara otomatis dengan ponsel di sekitarnya tanpa sepengetahuan pengguna. Pelaku dapat melakukan aksi berbahaya seperti menyadap SMS OTP, mengedit isi SMS, atau melakukan serangan Man in The Middle (MitM). Selain itu, fake BTS juga memungkinkan pengiriman SMS massal tanpa melalui sistem operator seluler sehingga sulit dilacak dan sering lolos dari filter keamanan.
Untuk menghindari penipuan dengan fake BTS, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain tidak percaya pada SMS mencurigakan, tidak mengklik tautan dari SMS tak dikenal, menggunakan fitur pemblokiran SMS di ponsel, mengaktifkan keamanan tambahan di rekening bank, dan melaporkan SMS penipuan ke pihak berwenang. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat melindungi diri dari modus penipuan yang menggunakan fake BTS.








