Penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) diprediksi akan memiliki dampak minim terhadap Indonesia, menurut Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha. Pengenaan tarif sebesar 25 persen untuk baja hanya akan sedikit memengaruhi Indonesia, dengan ekspor baja ke AS pada tahun 2023 hanya sebesar 199 juta dolar AS. Selain itu, risiko dari tarif resiprokal juga terbatas karena tingkat tarif rata-rata antara Indonesia dan AS saat ini sudah cukup seimbang. Meskipun demikian, Dimas mengingatkan akan adanya risiko tidak langsung akibat penurunan perdagangan global dan kenaikan harga barang impor secara umum. Keresahan pasar meningkat sejak Januari 2025 akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan AS yang terus berubah-ubah. Data Economic Policy Uncertainty Index menunjukkan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian kebijakan perdagangan dan moneter. Diharapkan setelah ada kejelasan terkait tarif, pasar dapat mengkaji ulang risiko dan peluang yang ada sehingga volatilitas pasar dapat mereda.
