Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Kota Bukittinggi melaporkan bahwa tinggi kolom abu dari erupsi Gunung Marapi tidak teramati karena tertutup awan. Erupsi Gunung Marapi terjadi pada pukul 08.42 WIB, namun petugas PGA Gunung Marapi Teguh mengungkapkan bahwa tinggi kolom abu tidak terlihat. Data dari PGA Kota Bukittinggi mencatat bahwa letusan gunung api setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini memiliki amplitudo maksimum 30,5 milimeter dengan durasi sekitar satu menit dua detik. Erupsi Gunung Marapi disertai dentuman keras yang terdengar oleh sejumlah warga di beberapa daerah seperti Kota Padang Panjang, Koto Baru, Nagari Sungai Pua, dan daerah Panganak, Kota Bukittinggi. Warga setempat, misalnya Asna, menyampaikan bahwa Gunung Marapi telah sering meletus dalam beberapa bulan terakhir dengan bunyi dentuman keras dan hujan abu yang kerap terjadi.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Marapi berada pada Level II atau waspada. PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat, pendaki, atau pengunjung, untuk tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi Gunung Marapi, yaitu Kawah Verbeek. Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran sungai yang bermuara ke Gunung Marapi diminta untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir lahar hujan, terutama saat musim hujan. Situasi Gunung Marapi tetap dimonitor dengan cermat untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar.








