Ammar Zoni kembali menjadi sorotan setelah terlibat dalam jaringan peredaran narkotika di Rutan Salemba. Ia diduga menggunakan aplikasi Zangi untuk mengkoordinir aksinya. Penyidik Polsek Cempaka Putih menyerahkan Ammar dan barang bukti ke Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat. Ammar berperan sebagai penerima narkotika dan menyalurkannya kepada beberapa narapidana lain di dalam lapas. Polisi juga menetapkan enam tersangka lain dalam kasus ini.
Ammar Zoni disinyalir menggunakan aplikasi Zangi untuk berkomunikasi dan mengatur distribusi barang terlarang tersebut. Meskipun Zangi dikenal sebagai aplikasi pesan instan berbasis Silicon Valley dengan keamanan tinggi, polisi berhasil mengungkap kasus penyalahgunaan aplikasi ini. Zangi menggunakan enkripsi end-to-end berstandar militer untuk melindungi komunikasi penggunanya. Kelebihannya termasuk registrasi anonim, tanpa pengumpulan data, dan desentralisasi penuh.
Dengan fitur-fitur keamanan dan privasi yang tinggi, Zangi menjadi aplikasi komunikasi yang sulit disusupi atau dilacak. Ammar Zoni dan jaringannya diduga menggunakan Zangi untuk berkoordinasi tanpa kekhawatiran percakapan mereka terbongkar. Dengan kualitas panggilan premium dan transfer pesan yang cepat, Zangi menjadi salah satu aplikasi pilihan dalam dunia komunikasi digital yang aman dan rahasia. Kehadiran Zangi menunjukkan bahwa perlindungan data dan keamanan komunikasi menjadi hal penting dalam era digital ini.








