Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengungkapkan bahwa tiga subsektor ekonomi kreatif, yaitu kuliner, kriya, dan fesyen, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap ekspor Indonesia dan memperkuat posisi produk lokal di pasar global. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, ketiga subsektor tersebut merupakan bagian dari tujuh sektor prioritas yang diunggulkan, karena beberapa di antaranya memiliki dasar budaya, media, desain, dan teknologi digital.
Menurut Riefky, sektor ekonomi kreatif terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dan berkontribusi penting bagi perekonomian nasional di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto. Penetapan subsektor ekonomi kreatif sebagai prioritas menegaskan pentingnya peran sektor berbasis budaya dan digital dalam mendorong ekonomi domestik dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Teuku Riefky juga menyoroti bahwa arah pembangunan ekonomi kreatif telah teratur sejak 2018 melalui Peraturan Presiden yang merinci 17 subsektor ekonomi kreatif, termasuk fashion, kuliner, kriya, seni pertunjukan, arsitektur, interior, desain produk, dan lain sebagainya. Dalam upaya mendukung ekspor produk kreatif, Kemenkraf telah meluncurkan program ASIK (Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia) yang telah berhasil membantu para pelaku ekonomi kreatif memperkuat akses pasar internasional.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan tren positif kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), investasi, ekspor, dan menciptakan lapangan kerja. Untuk itu, dukungan dari berbagai pihak diperlukan dalam menjaga tren positif ini, termasuk kerja sama dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pihak swasta baik nasional maupun internasional. Pemerintah juga terus mendorong hilirisasi program ke daerah agar potensi lokal dapat lebih terkelola dan terhubung dengan pasar global.








