Pemangkasan rating pasar saham dan obligasi Indonesia oleh Goldman Sachs dalam jangka pendek diperkirakan akan memberikan dampak yang kurang baik. Menurut Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy, pemangkasan rating ini dilakukan karena adanya risiko fiskal yang semakin meningkat, serta berbagai insentif yang ditawarkan oleh pemerintah dan pembentukan BPI Danantara. Goldman Sachs memangkas peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight dan juga menyesuaikan peringkat SUN tenor 10 hingga 20 tahun menjadi netral. Para analis Goldman Sachs khawatir dengan kondisi ekonomi Indonesia setelah serangkaian langkah pemerintah yang diumumkan oleh Presiden Prabowo, termasuk realokasi anggaran dan perluasan kebijakan perumahan. Ini dianggap dapat memperburuk defisit dan menekan laba perusahaan serta likuiditas sistem perbankan. Penurunan peringkat saham dan obligasi Indonesia juga telah disampaikan oleh Morgan Stanley pada bulan sebelumnya. Peringkat saham MSCI Indonesia menunjukkan momentum penurunan karena kondisi lingkungan pertumbuhan sektor domestik yang memburuk. Selain itu, kebijakan fiskal pemerintah dipertanyakan oleh investor pasca langkah-langkah yang diambil oleh Prabowo. Para pemangku kebijakan dihimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengelola APBN di tengah melemahnya daya beli masyarakat, menurunnya jumlah kelas menengah, dan stagnasinya rasio pajak.








